RAUNG GERGAJI MESIN MENUMBANGKAN RATUSAN POHON KARET DI KAWASAN HUTAN LINDUNG
www suara lpkpk.com, mengungkap fakta dibalik data

Lampung Timur,19/08/2020.

 Aktivitas yang merusak ekosistem hutan lindung tersebut seolah dibiarkan oleh Pemerintah setempat,apalagi sekarang musim kemarau, dengan ditebangnya hutan otomatis akan memicu terjadi kebakaran yang bisa menyebar ke seluruh hutan register. Hal itu terlihat dengan bebas sejumlah orang memotong/menebang pohon karet, padahal pohon- pohon tersebut berfungsi sebagai cagar alam.

Baca Lainnya :

• Kepsek SDN 2 Gunung Agung Diduga Tilep Dana PIP Tahun 2017/20180
• Warga Tempel Sidomulyo Bambanglipuro Bantul Peringati HUT Kemerdekaan Yang Ke 75 Dengan Jalan sehat 0
• Jajaran Polres Pasuruan Kota Masih lakukan Chek Terhadap Masyarakat Yang Tidak gunakan Masker0
• LP-KPK Terus Kawal Kasus Dugaan Pungli Oleh Kepala Desa Rejotangan 0
• Koramil 0820/25 Krucil Gelar Kegiatan Ketatalaksanaan Binter Triwulan III TA.20200

Ironisnya saat dikonfirmasi awak media suaralpkpk.com Asmuri mengaku sempat menelpon beberapa orang, baik itu kepala desa,oknum aparat, dan petugas yang di percaya dari polhut untuk mengawasi hutan tersebut, kalau dirinya sudah permisi hendak menebang pohon karet yang ada di lokasi Register 38 itu, " iya saya sudah telpon pak pendek, lalu telpon pak lurah bojong, dan telpon pak kapolsek, jawab mereka nya silahkan saja yang penting rapih, ". Ungkap Asmuri.

Rencana ratusan batang pohon karet tersebut akan di bawa ke Tigeneneng dan ke kecamatan melinting  untuk dijual.

 "Saya jual ada yang untuk bahan kayu jadi seperti khusuk dan palet itu khusus untuk wilayah kec.melinting , tapi kalau untuk daerah Tigeneneng saya jual perkilo mas." Terang Asmuri.

Sementara itu, hutan Register 38 yang ada di Lampung Timur berfungsi sebagai paru- paru alam khusus nya untuk wilayah Lampung Timur, dan Register 38 sebagai pusat sumber mata air waduk Danau Way Jepara, dimana danau tersebut mengairi ribuan hektare sawah yang ada di Lampung Timur, sudah cukup kesusahan warga akibat dampak Covid-19, jangan di tambah lagi dengan permasalahan kesehatan akibat hutan yang di tebang dan digunakan untuk kepentingan pribadi, artinya jika Pemerintah Setempat tidak menangani dengan serius pelaku perusak hutan.

(Tim)

EDITOR : Nawang Elin